Narsis Itu Boleh

Narsis jika diartikan secara harfiah berarti Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis. (sumber wikipedia).

Saya juga pernah baca artikel, iseng-iseng buka google, searching tentang narsis ternyata narsis itu merupakan penyakit kejiwaan.

“Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis.” (sumber wikipedia)

Tetapi ternyata narsis itu tidak hanya berdampak negatif, ada sisi positifnya juga jika kita narsis. koq bisa ??? bisa aja donk, kita ambil contoh seperti penyanyi dunia Justin Bieber, yang iseng-iseng nyanyi di kamar lalu kemudian video dia bernyanyi diupload di Youtube. Justin yang berawal dari seorang remaja biasa dan kemudian suatu ketika terjadilah kejadian “Narsis” yang tidak dia sengaja, kini dia bisa menjadi Superstar. Dan juga kasus dari Norman Kamaru yang sedang iseng-iseng “Narsis” menghibur temannya dan membuat video tarian india dan sekarang alhamdulillah dia tenar.

Selain itu “Narsis” yang memanfaatkan internet tidak berhenti sebatas itu saja, “Narsis” juga bisa berarti kita memanfaatkan sosial media untuk lingkungan sekitar kita, seperti contoh saat mengikuti seminar di kampus saya STIKOM Surabaya ada seorang perwakilan ibu-ibu yang bergerak di bidang UKM beliau memanfaatkan jasa internet untuk dapat “narsis” dan mempromosikan program yag ditekuni beliau ditempat beliau berkecimpung, sebelumnya maaf saya lupa program tersebut itu bergerak dibidang seperti apa, karena saat itu kondisi ngantuk berat,,hhe harap maklum, sampai-sampai program yang beliau canang itu masuk kedalam UNESCO.

Jadi orang “narsis” pun jika tidak berlebihan bisa menjadi seseorang yang sukses, tidak hanya jadi orang yang sekedar “narsis” tanpa tujuan, Narsis Itu Boleh asal kita bisa membuat “narsis” itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan kita, tidak hanya sebagai ajang asal-asalan saja. ok sekian dulu posting saya, dan terima kasih untuk Mas Frenavit yang memberi inspirasi untuk nulis posting ini. 😀

4 thoughts on “Narsis Itu Boleh

  1. wah begitu ya gan …
    baru tahu saya sekarang kalau narsis itu ada dampak positifnya juga … 🙂

  2. Yups, bener banget. Asal dimanfaatin buat sesuatu yg bermanfaat 😀

Leave a reply to arip Cancel reply